Dibalik Haru Biru Gelar La Liga ke-23 FC Barcelona

Laga Jornada ke-37 yang mempertemukan Atletico Madrid dan FC Barcelona di Stadion Vicente Calderon akhirnya menjadi saksi akan pencapaian gelar La Liga ke-23 bagi FC Barcelona. Gol satu-satunya yang diciptakan mega bintang Barcelona, Lionel Messi mampu meruntuhkan seisi Vicente Calderon sekaligus kebahagian tersendiri bagi seluruh fans Barca. Betapa tidak, gelar yang ditunggu-tunggu setelah musim lalu Barcelona gagal meraih gelar mayor.

Kali ini, penulis akan mengupas dibalik kisah haru biru gelar La Liga ke-23. Berawal dari intimidasi terhadap kekalahan musim lalu yang tanpa gelar, tentunya manajemen Barca berusaha mencari jalan terbaik membangun dan memperbaiki kembali tim ini. Sampai pada akhirnya Barcelona menunjuk Luis Enrique menjadi pelatih utama.

Tidak hanya sampai disitu, pembelian pemain pun dilakukan. Mulai dari Marc-Andre Ter Stegen, Claudio Bravo, Thomas Vermaelen, Jeremy Mathieu, Douglas, Ivan Rakitic, Luis Suarez. Lalu ada Jordi Masip yang diangkat dari Barca B, Rafinha yang dibawa pulang dari Celta Vigo, Deulofeu yang ditarik dari Everton, tapi sayangnya Deulofeu justru dipinjamkan kembali ke Sevilla.

Dari sembilan pemain yang dipercayakan di tim utama, hanya dua orang yang setidaknya bisa dikatakan masih paham dengan filosofi Barca yaitu Rafinha dan Jordi Masip. Selain kedua pemain tersebut, tentu orang bertanya-tanya apakah nantinya mereka bisa menyesuaikan dengan pola permainan di Barca.

Tapi sayangnya, di awal musim – sampai laga terakhir kemarin, Thomas Vermaelen belum pernah bermain sama sekali karena cidera berkepanjangan. Sejatinya, Thomas sudah memulai debut pertamanya saat menjamu Timnas Indonesia bersama Luis Suarez dan Barca B. Begitu juga dengan Luis Suarez yang baru bisa memulai debut resminya dipartai El Clasico November 2014 lalu dikarenakan sanksi yang dia terima akibat menggigit Chielini di Piala Dunia tahun lalu. Douglas pun menambah daftar pemain baru tetapi minus kontribusi. Inilah yang membuat publik bertanya-tanya dan meragukan Barcelona akan sukses di musim 2014/2015.

Perjalanan awal musim kepelatihan Luis Enrique tidaklah mulus. Banyak yang meragukan Enrique mampu membawa Barcelona meraih gelar. Lucho sebutan Enrique, berulang kali mengubah taktik dan formasi, banyaknya rotasi pemain, sehingga pecinta Barcelona dibuat kebingungan karena tidak ada formasi yang tetap.

Berulang kali Enrique melakukan eksperimen. Dan eksperimen yang cukup mengejutkan adalah ketika menempatkan Pedro Rodriguez menjadi wing back. Tidak hanya itu, kabar isu perpecahan antara Enrique dan Messi mulai merebak. Disaat semua pemain dan manajemen berusaha menutupi permasalahan ini, Jeremy Mathieu malah membuka celah dengan mengatakan kepada wartawan bahwa benar terjadi perselisihan antara Messi dan Lucho.

Seakan menyiram bensin kedalam kobaran api, tiba-tiba menjelang laga tandang di markas Manchester City, La pulga mem-follow akun jejaring sosial Instagram Manchester City. Karena perkara tersebutlah, saat Barcelona datang ke markas City, dengan percaya diri fans City menyambut Messi dengan banner “Welcome to Home, Messi”.

Tidak hanya itu saja. Kasus kisruh Messi dengan Direktur Barca Faus, dan Carles Rexach yang menyebutkan performa Messi menurun karena terlalu banyak makan Pizza. “Messi Pizza” pun menjadi trending topik saat itu.

Performa Andres Iniesta dan Xavi Hernandez yang sangat menurun, pun menambah pesimistisan atas kesuksesan Barcelona di musim 2014/2015. Lalu ketika Suarez sudah mulai sering menjadi starting XI Barca, Luisito belum mampu menunjukkan performa yang apik. Semua publik tentunya berpikir apakah tiga pemain berkelas seperti Messi, Suarez dan Neymar bisa bersatu membangun kesuksesan tim ini? Messi yang sudah seperti raja di Barcelona, Neymar yang masih kekanak-kanakan, dan Suarez yang terkenal dengan tingkah nakalnya.

Tapiiiiiiiiii, semua terbayar lunas ketika memasuki tahun 2015. Secercah harapan mulai terlihat. Setiap kesalahan- kesalahan yang dilakukan Enrique, dia pelajari kembali sehingga di laga selanjutnya tidak melakukan kesalahan.

Berkat pelajaran-pelajaran tersebutlah kemenangan demi kemenangan mulai dicapai. Yang sangat jelas terlihat adalah ketika musim lalu Barcelona berhadapan dengan Atletico Madrid sebanyak enam kali dan sebanyak itu pulalah Barcelona menelan kekalahan.

Tapi sebaliknya musim ini, Barca bertemu Atletico Madrid sebanyak empat kali dan dinikmati kemenangan. Belajar dari kesalahan jualah, Enrique di beberapa pertandingan terakhir ogah mengganti Messi, Suarez, maupun Neymar. Karena performa Trio MSN yang sedang on membumbung tinggi, Lucho tidak mau menghilangkan mood bagus ketiga pemain tersebut.

Perpaduan antara Messi, Suarez, Neymar sudah mulai terlihat jelas. Tidak sedikit dalam setiap laga, satu sama lain saling memberi umpan, tidak egois, tidak bersedih ataupun marah ketika tidak mencetak gol. Bahkan mereka tidak memerlukan Xavi atau Iniesta untuk memberi umpan, karena mereka bertiga dapat saling memberi assist.

Intinya, mereka justru meringankan pekerjaan Xavi maupun Iniesta dan pemain lini tengah lainnya. Hubungan yang sangat unik yang tidak semua klub punya tridente seperti mereka. Sampai laga terakhir kemarin, Trio MSN ini sudah mencetak 115 gol.

Tidak hanya itu saja. Kedua bintang gawang Claudio Bravo yang dipercayakan di La Liga dan Ter Stegen di Liga Champions dan Copa Del Rey, mampu membayar kepercayaan Enrique dan tentu saja menghapus bayang-bayang cule akan sosok Victor Valdes.

Dan hal yang membuat penulis merasa kagum akan sosok Enrique adalah, betapa besarpun cemooh orang diluar dia tetap berusaha memompa semangat juang para pemain. Dia lebih memilih diam, tidak merayakan selebrasi berlebihan, dia tidak perlu berlari ke lapangan memeluk para pemain.

Lucho mungkin belum mendapatkan pelukan Messi ketika mencetak gol, hal yang pernah Messi lakukan kepada Pep. Mungkin banyak yang menilai Lucho belum mempunyai hubungan yang dekat dengan pemain. Tapi bagi saya, Luis Enrique hanyalah seorang ayah yang ingin memberi kado ulang tahun kepada anaknya, tapi sayang dia bingung mau ngasih apa.

Satu hal yang saya percaya, Enrique sesungguhnya ada dihati para pemain, bahkan cule sudah akan mulai menyukainya.

Terima kasih pelatih, terima kasih asisten, pemain. Selamat menikmati kemenangan ini. Masih ada dua gelar lagi menanti. Tetap fokus, konsisten, semakin sehati lagi.

Visca Barca!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *